Sumbawa Barat -- Pasca pandemi selama dua tahun terakhir, ekonomi dunia menurun drastis. Di Indonesia khususnya Nusa Tenggara Barat (NTB), sektor pariwisata yang menjadi andalan menyebabkan ratusan pekerja pariwisata dan destinasi sepi pengunjung.
Sehingga, Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah SE, MSc menggelar dua Event Internasional, yakni MotoGP Mandalika dan MXGP Samota sebagai upaya memulihkan kondisi masyarakat dan ekonominya terutama di sektor pariwisata.
Tak hanya Gubernur NTB, Pemerintah Desa Tamekan Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) di bawah kepemimpinan Kepala Desa Yulhaidir, S.AP sejak tahun pertama kepemimpinannya terus mengadakan event Festival Budaya Pesona Tamekan yang hajatnya bukan hanya Menjaga, Melestarikan serta Mengembangkan Budaya Samawa, tetapi juga dapat meningkatkan perekonomian Daerah terkhusus masyarakat Desa Tamekan.
Terkait dengan Festival Budaya Pesona Tamekan dapat meningkatkan perekonomian Daerah, Yulhaidir menjelaskan, bahwa di dalam Festival tersebut akan ada 3 perlombaan yang menjadi ikon Pesona Tamekan, seperti Barapan Bebo, Sampo Ayam dan Main Bai. Dimana ketiga perlombaan tersebut merupakan teradisi turun temurun Budaya Samawa yang tentunya banyak diminati oleh masyarakat di pulau sumbawa.
Yulhaidir mencontohkan di perlombaan Barapan Kebo, jika estimasikan paling sedikit diikuti oleh 350 pasang kerbau, anggap saja, 1 pasang kerbau diurusi oleh 3 orang. Jika 350 pasang, maka akan ada 1.050 orang yang akan hadir di perlombaan dan itu belum terhitung jumlah penonton yang akan menyaksikan acara tersebut.
"Ribuan orang inikan pasti butuh makan, minum dan tentu mereka akan membelinya di sekitar lokasi perlombaan maupun di dalam desa tamekan itu sendiri, sehingga dapat saya asumsikan akan ada puluhan juta uang beredar di Daerah ini khususnya di Desa Tamekan yang akan bermuara pada peningkatan perekonomian masyarakat," kata Yulhaidir di ruang kerjanya, Kamis (28/07/2022).
Dalam festival budaya pesona tamekan, juga akan di gelar acara Mangan Tode karena memiliki nilai budaya yang sangat unik di tengah masyarakat. Jelasnya, dulu ketika masuk pergantian musim, anak-anak kecil sering sekali sakit, karena zaman dulu paham animisme masih melekat dengan masyarakat, sehingga mereka berpandangan bahwa anak mereka di ganggu oleh roh, kemudian para tetua zaman dulu mengambil inisiatif mengumpulkan anak kecil dalam rangka mangan tode ini sehingga mereka dapat terlindungi.
"Ada nilai yang harus kami pertahankan dari acara mangan tode ini, dimana anak-anak kecil akan kami kumpulkan di satu tempat untuk makan bersama-sama sehingga tidak akan ada sekat bagi generasi dibawah kita maupun generasi diatas mereka. Hal ini artinya, bahwa kami yang sudah dewasa harus mampu melindungi anak-anak kecil dibawah kami, menciptakan keamanan dan kenyamanan untuk mereka. Itulah nilai yang ingin saya pertahankan," jelas Yulhaidir.
Didalam Festival Budaya Pesona Tamekan, kata Yulhaidir, juga akan ada Pesta Rakyat yang isinya mengangkat kembali permainan - permainan tradisional yang menjadi sumber-sumber kebahagiaan dari anak-anak zaman dulu agar tidak punah dan dapat dilestarikan ditengah perkembangan zaman saat ini.
"Anak-anak sekarang sumber kebahagiaannya adalah HP, dan mereka tidak mengenal permainan tradisional seperti maen kelar, main kelereng, main longga dan lain sebagainya, dengan kami mengangkat permainan tradisional ini, sehingga anak-anak zaman sekarang dapat mengetahui apa yang menjadi sumber kebahagian dari anak-anak zaman dulu. Hal itulah yang coba saya pertahankan," tegas Yulhaidir.
Berdasarkan data yang dihimpun media, Festival Budaya Pesona Tamekan terus digelar oleh Pemerintah Desa Tamekan sejak tahun pertama kepemimpinan Kepala Desa Yulhaidir, S.AP. Yakni pada tahun 2018 dan terus digelar setiap tahunnya hingga di tahun 2022 ini.
Adapun rangkaian acara dari Festival Budaya Pesona Tamekan tersebut, yakni Barapan Kebo (31 Juli 2022), Mangan Tode (4 Agustus 2022), Pesta Rakyat (14 - 21 Agustus 2022), Sampo Ayam (27 Agustus 2022), Begontong dan Rateb (31 Agustus 2022), Main Bai (7 September 2022), dan Senam Massal (11 September 2022). (An/*).