(Foto: PT. Amman Mineral Nusa Tenggara)
Sumbawa Barat -- Masifnya gerakan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Amanat menimbulkan pertanyaan besar dari masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Pasalnya, isu yang diangkat tersebut semakin kabur dan tidak jelas arahnya.
Kondisi memperihatinkan ini membuat sejumlah elemen masyarakat di ‘Bumi Pariri Lema Bariri’ mempertanyakan gerakan yang dilakukan oleh LSM Amanat sebenarnya mempresentasikan siapa.
Ruslan selaku Tokoh Pemuda Sumbawa Barat mengatakan, bahwa ia sangat perihatin dengan kondisi Daerah yang akhir - akhir ini gaduh karena narasi yang menyesatkan. Sehingga masyarakat menjadi terkotak dan saling mencurigai satu sama lain.
"Kami sangat prihatin dengan narasi yang menyesatkan dimana semua dituduh sebagai mafia. Sehingga semua elemen saling mencurigai dan saling tidak percaya. Sebaiknya hentikanlah narasi narasi yang menyesatkan selama ini," ujar Ruslan saat di temuai awak media. Sabtu (31/12/2022).
Selaku masyarakat Sumbawa Barat, Ruslan keberatan atas narasi yang dibangun oleh Amanat yang mengklaim dirinya sebagai representasi masyarakat Sumbawa Barat. Sebaiknya kegaduhan yang dilakukan oleh LSM tersebut segera dihentikan demi kebaikan investasi di ‘Bumi Pariri Lema Bariri’ ini.
"Kami pertanyakan LSM Amanat ini mewakili siapa sebenarnya dan kami meminta LSM ini untuk menghentikan kegaduhan, karena semua laporan belum ada yang menanggapi oleh DPR RI, Kementrian ESDM, Kemen LHK, Komanas HAM sehingga kami meragukan data dan validasi informasi yang disuarakan saat ini, kami menduga benar narasi yang dibagun untuk kepentingan oknum berinisial CK seperti yang beredar dibeberapa WA Group dan sosmed lainya." kata Ruslan.
Terpisah, Leo Supardan Dinata selaku mantan eks karyawan PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mengatakan, bahwa terkait karyawan, SCSR / PPM dan permasalahan lain perusahaan yang sudah dilaporkan. Baiknya kita menunggu hasilnya apakah ditindaklanjuti atau tidak tergantung data yang diberikan.
"Baiknya kita menunggu hasil dari pihak terkait, hentikan narasi narasi yang buruk yang dapat mengganggu kondusifitas daerah dan iklim investasi sehingga roda ekonomi daerah ini terus bergeliat," pungkas Leo. (An).