Sumbawa Barat -- Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Fud Syaifuddin, ST, berharap agar para Agen Gotong Royong (AGR) mampu menjalin sinergi yang erat dengan petugas posyandu, yang menjadi ujung tombak dalam penanganan masalah stunting.
Pesan tersebut disampaikan dengan penuh harapan oleh Wabup yang akrab disapa bang Fud saat membuka kegiatan Rembuk Stunting yang digelar oleh Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) KSB. Acara ini berlangsung di Hanipati Resto, Kecamatan Taliwang, pada Jum'at pagi (29/09/2023).
"Para Agen Gotong Royong jangan sampai tidak mampu berkolaborasi dengan bidan dan petugas posyandu. Saya berharap kepada Kepala DPMDes untuk secara aktif memantau apakah para agen ini bekerja secara bersinergi dengan bidan dan petugas posyandu," tegas bang Fud dalam sambutan dan arahannya.
Bang Fud menyatakan keprihatinannya terkait kinerja posyandu yang belum maksimal. Oleh karena itu, Bupati telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) agar pejabat di lingkup Pemerintah KSB dapat mengawasi dan memantau pelayanan posyandu serta tingkat sinergi yang terjalin di dalamnya.
"Saya berharap setelah pembekalan ini, semua pihak akan memahami peran masing-masing, dan pejabat dapat melakukan pengawasan serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan sinergi dan pelayanan di 228 posyandu gotong royong yang tersebar di KSB," ujar bang Fud.
Dalam kesempatan yang sama, bang Fud juga memaparkan hasil survei yang menunjukkan bahwa angka stunting di KSB per tanggal 31 Agustus 2023 mencapai 7,6 persen. Meskipun angka ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di provinsi Nusa Tenggara Barat, namun penurunan angka stunting di KSB masih perlu diperhatikan.
"Meskipun angka stunting relatif rendah, penurunan yang signifikan sangat sulit. Contohnya dari tahun 2022 sebesar 7,8 persen turun menjadi 7,6 persen pada tahun ini, hanya turun 0,2 persen saja. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan angka stunting memerlukan kolaborasi dan upaya bersama yang lebih intensif," tambahnya.
Kepala DP2KBP3A KSB, H. Tuwuh, dalam laporannya menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan Rembuk Stunting adalah merumuskan program yang dapat mempercepat penurunan angka stunting, baik melalui pendekatan spesifik dalam pemberian gizi maupun pendekatan sensitif yang melibatkan pemantauan perilaku, sanitasi, dan aspek lainnya.
"Salah satu tanggung jawab utama kami sebagai pejabat pengawas adalah memastikan bahwa suplemen gizi yang diberikan oleh petugas posyandu di setiap desa dapat mencapai sasaran yang membutuhkan, terutama penderita stunting, sehingga target angka stanting di 4 persen hingga tahun depan dapat tercapai" tutup H. Tuwuh. (An).