Jumlah Warga Terdampak Kekeringan di KSB Meningkat Signifikan, BPBD Terus Salurkan Air Bersih



Taliwang, Sumbawa Barat - Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengakui bahwa jumlah warga yang terdampak kekeringan terus meningkat. Data terbaru menunjukkan bahwa saat ini sudah mencapai 7.000 jiwa lebih yang membutuhkan air bersih.

Abdul Hamid, S.Pd, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KSB, menjelaskan bahwa penambahan jumlah jiwa terdampak kekeringan berada di Kecamatan Poto Tano.

"Ada dua desa yang melaporkan terus bertambah warganya yang semakin kesulitan memperoleh air bersih, yakni Desa Senayan dan Desa Kiantar," ucapnya pada Selasa (17/09/2024).

Selain di Kecamatan Poto Tano, wilayah baru yang melaporkan kesulitan air bersih berasal dari Kecamatan Jereweh dan Maluk.

"Di Maluk laporannya dari Desa Benete, sementara Jereweh dari Jelenga," sebut Hamid.

Hamid mengakui bahwa dampak kekeringan terhadap masyarakat kali ini dalam kurun waktu sebulan cukup signifikan.

"Sebelumnya itu hanya sekitar 5.700 jiwa di tiga kecamatan. Tapi dalam sebulan berikutnya, sekarang ini sudah 7.700-an jiwa," sebutnya.

Dari sisi jumlah wilayah, dampak kekeringan tahun ini juga terus meluas. Jika sebelumnya hanya terjadi di 3 kecamatan, kini bertambah menjadi 5 kecamatan dan 11 desa. Desa-desa yang terdampak meliputi:

  • Poto Tano: Desa Poto Tano, Desa Tambak Sari, Desa Kiantar, Desa Senayan, dan Desa Mantar.
  • Seteluk: Desa Air Suning, Lamusung, dan Kelanir.
  • Taliwang: Desa Seloto.
  • Jereweh: Desa Jelenga.
  • Maluk: Desa Benete.

Untuk membantu warga yang terdampak kekeringan, BPBD KSB terus melaksanakan kegiatan distribusi air bersih. Hamid mengatakan bahwa di masa perpanjangan ketiga siaga darurat bencana kekeringan ini, pihaknya setiap hari menyalurkan sebanyak 34 tangki air setiap harinya ke seluruh desa terdampak.

"Setiap hari tanpa henti kami menyalurkan air bersih dalam 3 bulan terakhir," sebut Hamid seraya menyampaikan masa tanggap darurat perpanjangan ketiga ini akan berlaku hingga tanggal 24 September mendatang.

"Kalau perkiraan BMKG kemarau tahun ini akan sampai bulan November. Jadi kalau kondisinya benar dan masyarakat tetap kesukitan mendapatkan air bersih maka kita akan terus perpanjang siaga darurat (bencana) kekeringannya," sambungnya.